HTI Press. Bondowoso, Ahad 14/09/2014. Muslimah
Hizbut Tahrir Indonesia DPD II Bondowoso kembali menggelar agenda
publik dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha 1435 H. Acara ini
bertajuk Ibadah Haji: Persatuan, Ketaatan, dan Pengorbanan.
Acara yang dilangsungkan di Aula kantor Dinas Pariwisata Bondowoso ini
dihadiri para pengurus dan anggota majlis taklim, pemangku pesantren,
kalangan remaja, dan para ibu rumah tangga. Tidak kurang 100 peserta
hadir mengikuti acara ini dengan penuh antusias.
Hadir sebagai narasumber pertama, Ustadzah Ervin Tri Cahyuni, S.Pd.
yang memaparkan fakta kaum muslimin saat ini. Kaum muslimin saat ini
terpecah-pecah dalam sekat-sekat nasionalisme. Masing-masing hanya
memikirkan nasib bangsanya. Derita muslim Gaza, muslim Moro, Muslim
Rohingya, Muslim Xinjiang, dan derita yang dialami seluruh kaum muslimin
menjadi masalah dan nasib negaranya masing-masing. Padahal sebenarnya
seluruh kaum muslimin adalah umat yang satu. Allah mereka satu, Nabi
mereka satu, kitab mereka satu, kiblatnya pun satu. Idul Adha adalah
momen pemersatu umat, karena mereka berkumpul di Makkah dengan
meninggalkan baju nasionalisme. Berkumpul bersama dalam ketaatan pada
Allah.
Narasumber kedua, Ustadzah Ir. Iffah Mahmudah mengatakan,
satu-satunya solusi yang dapat mengangkat segenap penderitaan kaum
muslimin adalah adanya kesatuan kepemimpinan dalam naungan Khilafah
Rosyidah. Adalah tanggung jawab seluruh kaum muslimin untuk bersama-sama
berjuang dan berkorban untuk melangsungkan kembali syariat Islam.
Hizbut Tahrir berjuang bersama umat untuk mewujudkannya kembali.
Sebelum sesi tanya jawab dimulai, peserta disuguhi atraksi teatrikal
fakta kaum muslimin saat ini. Ketika mereka (jamaah haji) sedang
beribadah haji, kesatuan dan persatuan itu tampak walaupun sesaat. Akan
tetapi ketika mereka kembali ke tempat asal masing-masing, maka nyatalah
fakta bahwa kaum muslimin masih tertindas dan terbelenggu oleh sistem
sekuler. Saatnya kaum muslimin seluruh dunia bersatu memperjuangkan
tegaknya syariat Islam dalam naungan Khilafah.
Seusai aksi teatrikal, para peserta diberikan kesempatan untuk
mengajukan beberapa pertanyaan. Dari dua termin yang disediakan, hampir
seluruh penanya menanyakan bagaimana cara memperjuangkan syariat Islam,
bagaimana cara menyatukan umat dalam kepemimpinan yang satu, dan
bagaimana mewujudkannya. Kedua pemateri saling melengkapi dalam
memberikan jawaban. Terakhir menawarkan kepada para peserta untuk
bersedia mengaji bersama Hizbut Tahrir. []
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "badah Haji: Persatuan, Ketaatan, dan Pengorbanan"
Posting Komentar