Khutbah Idul Adha 1435 H
اللهُ أكْبَرُ × 9
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً،
لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ
نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ،
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ
الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ
الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُلِلّهِ
الْعَزِيْزِ الْقَهَّارِ، نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَهْدِيْهِ، وَ نُؤْمِنُ بِهِ وَ
نَتَوَكَّلُ عَلَيْهِ وَ نَشْكُرُهُ وَ لاَ نَكْفُرُهُ وَنَتْرُكُ مَنْ
يَفْجُرُهُ. أَشْهَدَ أَنَّ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
رَسُوْلُ اللهِ .لاَ إِلهَ
إِلاَّ اللهُ، اَلْمُتَوَحِّدُ فِيْ الْجَلاَلِ بَكَمَالِ الْجَلاَلِ تَعْظِيْمًا
وَ تَقْدِيْرًا،وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ،
وَإِمَامِ الْمُتَّقِيْنَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّيِّبِيْنَ
الطَّاهِرِيْنَ. يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَ مَنْ يَتَّقِ اللهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا
وَ يَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ، فَاتَّقُوْا اللهَ يَا عِبَادَ
اللهِ.وَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: ]وَعَدَ
اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم
فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ
لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ
خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ
بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ [اَمَّا
بَعْدُ
الله أكبر ×٣ ولله الحمد.
Ma'âsyiral
Muslimîn RahimakumuLlâh,
Hari ini adalah hari raya bagi umat Islam.Saat ini jutaan umat Islam dari
berbagai penjuru dunia juga sedang berkumpul di tanah suci memenuhi panggilan
ilahi, untuk menunaikan ibadah haji. Lautan manusia itu menciptakan sebuah
pemandangan amat menakjubkan. Sekalipun
mereka beraneka ragam suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit, namun mereka
berbaur, berpadu, dan menyatu dalam menjalankan syariat Allah SWT. Mereka serentak
menyatakan kesediaannya untuk memenuhi panggilan Allah:
لَبَّيْكَ
اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ، لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ
وَالنِّعْمَةَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ
Tak nampak ada perselisihan dan permusuhan di antara mereka. Sebaliknya,
segala atribut yang biasanya menjadi biang perpecahan dan percekcokan
ditanggalkan. Warna pakaian yang mereka kenakan, aktivitas ibadah yang mereka
kerjakan, dan lantunan kalimat yang mereka ucapkan benar-benar menunjukkan
bahwa mereka adalah ummat yang satu. Ummat yang dipersatukan oleh akidah Islam.
Sungguh, sebuah pemandangan yang membahagiakan hati orang-orang beriman, yang
senantiasa merindukan persatuan dan kesatuan.
Sementara itu umat Islam di tempat lain, di seluruh dunia, sambil
melantunkan takbir, mereka beramai-ramai mendatangi lapangan atau masjid, tempat
shalat ied diselenggarakan. Ketika shalat berlangsung, mereka berjajar rapi menghadap
kiblat yang sama dan bergerak serentak mengikuti komando seorang imam. Usai
shalat, dilanjutkan dengan penyembelihan dan pembagian hewan kurban. Daging
hewan kurban itu pun lantas dibagikan kepada masyarakat luas. Rangkaian peristiwa
ini juga mengukuhkan, bahwa umat Islam adalah umat yang satu. Umat yang
memiliki Rabb yang sama, Rasul yang sama, Kitab Suci yang sama, dan kiblat yang
sama.
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd,
Ma'âsyira
al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Namun,…..Sangat sedih rasanya jika kita menengok keadaan umat Muslim saat
ini. Banyak dari umat Muslim yang sudah kehilangan jati dirinya. Islam saat ini
tidak terlihat dalam pemikiran dan perilaku umat Muslim. Akibatnya, menjadi
rusak semua lini kehidupan. Di sisi lain, budaya Barat amat dielu-elukan oleh
kebanyakan masyarakat di negeri ini, terutama remaja. Semua yang datang dari
Barat dipandang agung dan harus diikuti, padahal itulah sejatinya yang merusak
umat Muslim saat ini.
Barat dengan budayanya berhasil menanamkan keraguan kepada umat Muslim
terhadap agamanya. Barat sukses memprovokasi umat Muslim agar merendahkan
sejarahnya sendiri dan memuja Barat beserta kebudayaannya. Hanya saja, saat ini
kaum Muslim sudah terbuai dengan budaya Barat sehingga menganggap racun ini
sebagai madu yang manis. Padahal justru dengan budaya Barat merusak inilah yang
menyebabkan hilangnya pemikiran dan prilaku islami pada diri umat Islam saat
ini.
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd, Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Pemikiran kufur dari barat yang meracuni aqidah umat diantaranya adalah
Sekularisme dan liberalisme. Sekularisasi dan liberalisasi di Dunia Islam tidak
hanya merusak kehidupan dan struktur sosial kaum Muslim, lebih jauh dari itu
keduanya juga mengubah mainstream/alur besar berpikir mayoritas umat Islam.
Awalnya mereka memandang agama Islam sebagai sesuatu yang suci dan harus
dilindungi. Namun kemudian, cara pandang mereka berubah, yakni justru ingin
melepaskan diri dari kendali agama.
Pelan namun pasti, sebagian besar umat Islam mulai masuk ke dalam perangkap
berpikir sekular-liberal dan mulai melupakan sudut pandang hakiki mereka, yakni
sudut pandang berdasar akidah Islam. Akibatnya, umat mulai lengah dalam menjaga
akidahnya. Bahkan sebagian mereka tidak lagi memandang akidah Islam sebagai
perkara penting yang harus dijaga dan dilindungi.
Sekularisasi dan liberalisasi tidak hanya melenyapkan hampir 2/3 syariah
Islam yang mengatur urusan negara dan publik. Keduanya juga merobohkan
sendi-sendi dasar agama Islam (akidah Islam) sebab di balik
sekularisasi-liberalisasi ada proses pemurtadan besar-besaran dari agama Islam.
Sayang, hal ini belum disadari oleh mayoritas umat Islam. Sebab, pemahaman
mereka terhadap konsepsi kemurtadan itu sendiri sempit. Murtad dari Islam hanya
dipahami sebatas jika seorang Muslim masuk ke dalam agama Nasrani, Yahudi,
Budha, Hindu atau aliran-aliran sesat. Mereka lupa, menyakini dan mengamalkan
sekularisme-liberalisme termasuk murtad dari Islam, seperti halnya menyakini
kebenaran konsep trinitas, panteisme, sosialisme dan ateisme. Jika seorang
Muslim telah murtad dari Islam sesungguhnya seluruh amal perbuatannya di dunia
sia-sia belaka. Mereka kelak akan kekal hidup di dalam neraka.
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd, Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Akidah Islam merupakan harta yang tak ternilai harganya bagi seorang
Muslim. Sebab, ia adalah pangkal dari seluruh keluhuran dan kebajikan. Tanpa
iman, manusia laksana bangkai yang tak memiliki nilai sedikitpun. Atas dasar
itu, Allah dan Rasul-Nya telah mewajibkan seorang Muslim untuk menjaga
akidahnya dengan sungguh-sungguh dalam keadaan dan kondisi bagaimanapun.
Pentingnya akidah bagi seorang
Muslim dapat dilihat dalam hal-hal berikut ini:
Pertama: Akidah Islam adalah prasyarat amal perbuatan manusia diterima
Allah SWT. Tanpa iman, perbuatan sebanyak dan sebaik apapun tidak akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Al-Quran telah menyatakan masalah ini
dengan sangat jelas:
tûïÏ%©!$#ur(#ÿrãxÿŸ2öNßgè=»uHùår&¥>#uŽy£x.7pyè‹É)Î/çmç7|¡øts†ãb$t«ôJ©à9$#¹ä!$tB#Ó¨Lym#sŒÎ)¼çnuä!$y_óOs9çnô‰Ågs†$\«ø‹x©
Orang-orang kafir itu, amal-amal mereka laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi jika ia
mendatanginya, ia tidak mendapati apapun (QS an-Nur [24]: 39).
Ayat di atas menjelaskan bahwa perbuatan orang-orang kafir tidak akan
mendapatkan balasan dari Allah SWT kelak di akhirat karena perbuatan mereka
tidak didasarkan pada keimanan.
Kedua: Ada perintah dari Allah SWT dan Rasul-Nya agar kaum Muslim
senantiasa menjaga keimanan dan keislamannya hingga akhir hayat. Al-Quran telah
menyatakan ketentuan ini di banyak ayat, salah satunya adalah firman Allah SWT:
$pkš‰r'¯»tƒtûïÏ%©!$#(#qãYtB#uä(#qà)®?$#©!$#¨,ym¾ÏmÏ?$s)è?Ÿwur¨ûèòqèÿsCžwÎ)NçFRr&urtbqßJÎ=ó¡•B
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan
sebenar-benarnya, dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan
Muslim (QS Ali Imran ).
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd, Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Pada hari ini, kita selalu diingatkan tentang kisah keteladanan khalilullâh
Ibrahim as dan putranya Ismail as yang luar biasa. Keduanya menunjukkan
ketundukan dan ketaatan total kepada perintah Allah SWT.
Ketika Ibrahim as diperintahkan untuk menyembelih putranya, mereka berdua
tunduk dan patuh. Tak ada keberatan sedikit pun. Atas ketundukan dan ketaatan
itu, mereka pun diberikan balasan yang besar di dunia dan akhirat.
Teladan Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as itu, sungguh sangat diperlukan
bagi kita sekarang dalam menjalankan perintah Allah untuk menerapkan
syariah-Nya secara kaffah. Termasuk kewajiban memutuskan perkara dengan
hukum-Nya sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam firman-Nya:
Èbr&urNä3ôm$#NæhuZ÷t/!$yJÎ/tAt“Rr&ª!$#ŸwurôìÎ7®Ks?öNèduä!#uq÷dr&öNèdö‘x‹÷n$#urbr&š‚qãZÏFøÿtƒ.`tãÇÙ÷èt/!$tBtAt“Rr&ª!$#y7ø‹s9Î)(
“Hendaklah kamu memutuskan perkara
di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya
mereka tidak memalingkan kamu dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu.” (TQS. al-Maidah [5]: 49)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan Rasul Saw untuk memutuskan perkara
dengan apa yang diturunkan-Nya. Perintah tersebut juga berlaku bagi kita, umat
beliau Saw. Mafhum dari ayat ini, hendaknya umat Islam mewujudkan seorang hakim
setelah Rasulullah Saw untuk memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan
Allah. Perintah ini tegas, dan obyek seruannya adalah wajib dan hakim yang
memutuskan perkara di tengah kaum Muslim setelah wafatnya Rasulullah SAW adalah
Khalifah. Sedangkan sistem pemerintahannya adalah sistem Khilafah.
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd, Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Namun sungguh amat menyedihkan yang terjadi pada hari ini, ada sebagian
orang yang mengaku sebagai umat Islam namun menolak, membenci, dan menentang
khilafah. Padahal, khilafah adalah ajaran Islam. Khilafah adalah kewajiban
syar’i. Para ulama bahkan menyebutnya sebagai tâj al-furûdh (mahkota
kewajiban).
Khilafah, sebagaimana dijelaskan para ulama adalah:
رِئَاسَةٌ عَامَةٌ لِلْمُسْلِمِيْنَ
جَمِيْعًا فِيْ الدُّنْيَا لِإِقَامَةِ أَحْكَامِ الشَّرْعِيْ اْلإِسْلاَمِيْ
وَحَمَلِ الدَّعْوَةِ اْلإِسْلاَمِيَّةِ اِلَى الْعَالَمِ
Khilafah adalah Kepemimpinan umum seluruh kaum Muslimin di dunia untuk
menegakkan hukum-hukum syariah Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh
dunia
Dari definisi terebut, maka ini sekaligus menjelaskan tiga hal mendasar dan
utama Khilafah, yaitu:
Pertama, ukhuwah. Karena khilafah merupakan kepemimpinan umum untuk seluruh
kaum Muslimin di dunia, maka dengannya akan terwujud ukhuwwah umat Islam dalam
kehidupan.
Umat Islam adalah ummmah wâhidah (umat yang satu). Umat yang memiliki
akidah dan syariah yang sama. Umat, yang satu sama lain ditetapkan Allah SWT
sebagai ikhwah (saudara). Umat Islam yang digambarkan Rasulullah Saw laksana
satu tubuh. Jika ada bagian yang sakit, maka seluruh tubuhnya ikut
merasakannya. Maka ukhuwah yang demikian kuat itu akan dapat diwujudkan secara
nyata ketika ada yang menyatukan umat dalam satu daulah.
Sebaliknya, tiadanya khilafah menyebabkan umat Islam tercerai berai dalam
banyak negara. Masing-masing negara sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri dan
tak peduli dengan nasib lainnya.
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd, Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Kedua: syariah. Tugas utama khilafah adalah
menegakkan hukum syara’ Islam. Memang ada sebagian hukum syara’ yang dapat dan
harus dijalankan oleh individu. Namun, tidak sedikit hukum syara’ yang hanya
bisa dijalankan oleh khilafah. Maka, esensi khilafah adalah tegaknya syariah
secara kaffah. Dan ketika itu terjadi, maka Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin
akan terwujud dalam kehidupan.
Kerahmatan Islam yang telah dijanjikan Allah SWT akan terwujud melalui
penerapan syariah di bawah sistem khilafah. Khilafah hanya akan membawa
kebaikan untuk negeri ini dan penduduknya. Maka menganggap Khilafah membawa
masalah bagi negeri ini hanyalah bentuk kebodohan dan kecerobohan yang tidak
selayaknya keluar dari seorang Muslim.
Maka sungguh menyesatkan jika ada yang mengatakan bahwa khilafah berbahaya
bagi negeri ini. Mereka yang mengatakan demikian telah memutarbalikkan fakta.
Fakta yang sesungguhnya sistem sekular-kapitalis-liberal yang telah
mendatangkan bahaya dan bencana bagi negeri ini. Bukankah sistem
sekular-kapitalis-liberal itulah yang telah membuat negeri ini terjajah secara
politik, ekonomi, budaya dan pemikiran? Bukankah sistem dari Barat itu yang
membuat kekayaan alam negeri ini dikuras habis oleh negara-negara kafir
penjajah? Bukankah sistem yang diimpor dari Barat itu yang menyebabkan negeri
ini dilanda berbagai persoalan tak berkesudahan dalam semua aspek kehidupan?
Allâhu Akbar
3X, WaliLlâhil hamd, Ma'âsyira al-Muslimîn Ra himakumullâh,
Ketiga, dakwah. Tugas khilafah lainnya adalah dan
untuk mendakwahkan Islam ke seluruh dunia. Maka dengan khilafah, Islam dapat
tersebar luas di berbagai penjuru dunia dengan cepat. Sejarah telah membuktikan
realitas tersebut. Selama 13 tahun Rasulullah Saw berdakwah di Makkah, hanya
sedikit penduduknya yang masuk Islam. Namun setelah Rasulullah Saw hijrah ke
Madinah, seluruh Jazirah Arab bisa dikuasai dan penduduknya berbondong-bondong
masuk Islam. Padahal di Madinah, Rasulullah Saw hanya 10 tahun. Mengapa
demikian? Karena di Madinah telah tegak Daulah Islamiyyah! Dengan daulah, Islam
tak hanya diemban dan disebarkan ke seluruh dunia dengan dakwah, namun juga
dengan jihad fî sabîlil-Lâh.
Tugas mengemban dakwah Islam ini terus dilanjutkan para khalifah sesudah
Rasullah Saw. Berkat dakwah mereka, Islam bisa tersebar luas di dunia, termasuk
sampai ke negeri ini. Sebagian dari para ulama yang disebut Walisongo adalah
utusan khalifah yang dikirim untuk berdakwah di negeri ini.
Ketiga esensi khilafah itu, yakni ukhuwah, syariah, dan dakwah, hanya bisa
diwujudkan dengan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘alâ minhâj al-nubuwwah. Sebuah
sistem pemerintahan yang diwajibkan Allah SWT kepada kita. Terhadap kewajiban
tersebut, tidak ada kata lain bagi kita kecuali tunduk sami’nâ wa atha’nâ.
Itulah ciri seorang Mukmin yang sejati.
Spirit sami’nâ wa atha’nâ sebagaimana yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim as
dan Nabi Ismail as jelas membutuhkan pengorbanan. Dalam konteks ini, kita patut
bertanya pada diri kita sendiri: sejauh manakah pengorbanan kita dalam
menjalankan ketaatan kepada Allah SWT, melaksanakan kewajiban penerapan syariah
Islam, dan memutuskan perkara dengan apa yang telah Allah turunkan? Jika kini
kita bersegera, dan dengan ringan memenuhi perintah berkurban, padahal itu
menurut jumhur fukaha hukumnya sunnah, maka semestinya kita lebih bersegera,
dan dengan lebih ringan menerapkan syariah Islam dan memutuskan perkara dengan
apa yang telah diturunkan oleh Allah. Sebab, menerapkan syariah Islam hukumnya
wajib. Dan itu hanya sempurna diwujudkan dengan tegaknya Khilafah Rasyidah yang
mengikuti manhaj kenabian.
Sekaranglah saatnya kita torehkan kemuliaan dengan berjuang sungguh-sungguh
dan berkurban untuk menegakkan Khilafah Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah, yang
akan menerapkan seluruh hukum syara’ yang akan mendatangkan kerahmatan untuk
umat manusia dan alam semesta.
Semoga Allah SWT segera menurunkan pertolongan-Nya kepada kaum Muslimin
dengan tegaknya Khilafah Rasyidah ‘alâ minhâj al-nubuwwah dalam waktu yang
dekat. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang istiqamah, dan berkurban penuh
keikhlasan dalam rangka mewujudkan penerapan syariah dan tegaknya Khilafah
Rasyidah ‘ala minhaj an-nubuwwah.
Hasbunal-Lâh wa ni’mal wakîl
ni’ma al-mawlâ wa ni’ma al-nashîr, lâ haula wa lâ quwwata illa bil-Lâh. Aqûlu qawlî hadza wa astaghfirul-Lâh al-‘azhîm lî
wa lakum!
Khutbah Ke II
اللهُ أكْبَرُ × 7
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا
وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ
نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ،
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ
الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ، اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر
وَللهِ الْحَمْدُ.
أَشْهَدُ ألاَّ إِلَهَ إِلاًّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَه
وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ. اللّهُمَّ
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ
وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ: أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ
وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ . نَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ اَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ
قُلُوْبِنَا، وَ نُوْرَ صُدُوْرِنَا، وَ جَلاَءَ اَحْزَانِنَا، وَ ذِهَابَ
هُمُوْمِنَا وَ غُمُوْمِنَا، وَ قَائِدَنَا وَ سَائِقَنَا اِلَى رِضْوَانِكَ،
اِلَى رِضْوَانِكَ وَ جَنَّاتِكَ جَنَّاتٍ نَعِيْمٍ.اَللَّهُمَّ اجْعَلِ
الْقُرْآنَ شَفِيْعَنَا، وَ حُجَّةً لَنَا لاَ حُجَّةً عَلَيْنَا.أَللَّهُمَّ
اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. اَللَّهُمَّ ارْحَمْ اُمَّةَ
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَحْمَةً عَامَّةً تُنْجِيْهِمْ بِهَا من النَّارَ
وَتُدْخِلُهُمْ بِهَا الْجَنَّةَ. اَللَّهُمَّ يَامُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُهْزِمَ
اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ وَصَلِيْبِيِّيْنَ
وَاَنْصَارَهُمْ وَرَأْسِمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَاِشْتِرَاكِيِّيْنَ
وَشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ
وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ
الْمُخْلِصِيْنَ لِإِقَامَتِهَا،رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, وَسُبْحَانَ رَبُّكَ رَبِّ
الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
0 Response to "Khutbah Idul Adha 1435 H"
Posting Komentar